Asalkan Rakyat Mau Berkomitmen
NGABANG - Banyak keluh kesah disampaikan masyarakat Kabupaten Landak, dalam pertemuan bersama Bupati Landak DR Adrianus AS, di aula Kantor Bupati Landak Jum’at (12/0), kemarin. Ada diantara mereka menyampaikan dengan raut wajah berkaca-kaca apakah usaha pertambangan emas yang dinyatakan tanpa ijin itu, kedepanya bisa berlaku legal bagi masyarakat. Malah banyak diantara mereka menyatakan pekerja yang ditangkap oleh pihak kepolisian dalam razia penertiban Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI), adalah orang yang tidak mampu.
Justru, ada beranggapan orang banyak menyatakan mereka dibiaya oleh cukong berduit. Pandangan ini bagi mereka tidak benar semuanya, malah kehidupan orang membiayai pekerja pertambangan itu lebih parah dari anak buahnya. Merekapun mengakui dan sadar, sebenarnya tidak ingin melakukan usaha pertambangan itu, tapi karena terdesak dan tidak ada lagu usaha lain, mau tidak mau kerja pertambangan emaspun dilakukan. Intinya juga mereka meminta kepada pihak kepolisian agar bisa membebaskan saudara mereka yang sudah beberapa minggu ini mendekam ditahanan Polres Landak.
Mendengar cerita yang tulus dari hati mereka itu, sempat membuat hati bupati terhenyak, malah bupati sempat menyatakan dirinya saat ini berada dalam posisi serba salah. Artinya saat itu bupati berada diantara dua kepentingan tersebut dan dua kepentingan itu harus dipenuhi yaitu kepentingan masyarakat dan kepentingan pemerintah. “Makanya saya mencari solusi dan memberikan informasi apa yang telah dikeluhkan masyarakat, dan apa yang dihadapi masyarakat saat ini, secara kemanusiana, hati nurani saya menjerit. Tentunya ini harus dicarai jalan keluarnya, dan mudah-mudahan ada jalan keluar nanti dihasilkan, ” katanya.
Bupatipun mengakui, ia sangat-sangat memahami apa yang dirasakan masyarakat saat ini, terlebih bagi mereka yang dipenjarakan dalam sel tahanan polisi. Untuk mencari solusi ini, kadang bupati setiap hari berpikir dan mencari jalan keluarnya. Namun bupati, kembali lagi menyadari, untuk meraih itu perlu satu proses yang panjang, namun disisi lain urusan perut tidak bisa menunggu, “Semoga dan mudah-mudahan yang menjadi alasan masalah perut itulah sebenarnya masalahnya,” harapnya.
Dalam setiap kegiatan, lanjut Mantan Kadis Pendidikan Landak ini, termasuk berbicara dengan semua wartawan, dirinya tidak pernah melarang masyarakat untuk menambang emas, atau mengambil kayu, tapi ada dua hal yang diminta, pertama bertanggungjawab. Indonesia ada aturan hukum dan itu harus dipahami rakyatnya, termasuk presiden ikut mentaati aturan yang mengikat. Oleh karena itu apapun kegiatan itu harus bertaggungjawab, dan saat ini Pemerintah Kabupaten Landak sedangg menunggu pembahasan Raperda tentang Pertambangan Umum, ini sudah dijaukan ke DPRD Landak. Dan yang kedua masyarakat harus bertanggungjawan terhadap sosial atau manusia yang ada disekitar kegiatan pertambangan.
“Ini satu bukti kami dari Pemerintah Kabupaten Landak peduli dengan masyarakat. Jadi tidak hanya dipikirkan aneka tambang, atau para kolongmerat, tapi kami pikirkan rakyat miskin, sangat-sangat memikirkan antara kepentingan pemerintah dengan kepentingan rakyat,” beber bupati dihadapan Muspida, Camat se Landak, Tokoh Masyarata, dan Tim 10.
Dari sekian banyak ungkapan masyarakat, akhirnya bupati mengambil jalan tengah dan itu bagi dirinya penuh dengan reskio, dan teramat berat. Jika memang ungkapan masyarakat melakukan kegiatan PETI benar benar urusan perut, maupun cukongnya dari orang daerah setempat. Bupati menegaskan, berani menjadi temang untuk kepentingan masyarakat, dan resikonya akan berhadapan dengan penegak hukum, jika memang masyarakat tidak ada niat untuk berkomitmen.
“Komitmen itu seperti yang saya katakana sejak awal, tadi salah satunya mau bertanggungjawab,” ucap bupati seraya meminta agar ada data yang rill, berapa luas daerah di Kabupaten Landak, warga menambang emas. Bupati juga yakin, jika masyarakat benar-benar menjalankan dua komitmen itu, polisi kedepan tidak akan pernah melakukan razia PETI. “Itupun harus ada imbal baliknya, masyarakat jangan haya meminta, tapi tidak mau memberi,” tegasnya.
Jumat, 12 Juni 2009
Bupati Siap Jadi Tameng Rakyat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar